Sabtu, 10 Agustus 2013

Oleh: Raden Abdurraman Asrori bin Maryunan



A. PENDAHULUAN
Limbah pertanian merupakan sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan dan hewan ternak misalnya sisa dari pemanenan hasil tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak dan sebagainya. Pemanfaatan limbah pertanian sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain itu dapat dijadikan masukan/tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan limbah tersebut.
Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami seperti pupuk dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil pertanian ternyata menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Gaya hidup sehat menjadi trend bagi masyarakat dunia dan kini telah melembaga secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan global, makanan yang dikonsumsi mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan ramah lingkungan.

B. PENGENALAN BOKASHI
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan organik yang telah difermentasikan” jadi pupuk organik bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (kotoran ternak, jerami padi, sekam padi, serbuk gergaji, sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah dengan menggunakan aktifator Effektif Microorganisme4 (EM4).
Tahun 1980-an, Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyu, di Okinawa Jepang telah memperkenalkan konsef EM (Mikroorganisme Efektif) kepada pertanian yang alami.
Effektif Microorganisme4 (EM4) merupakan suatu kultur campuran berbagai mikro organisme yang terdiri dari bakteri pengurai bahan organik yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk organik bokashi, yang dapat menjaga kesuburan tanah sehingga berpeluang untuk meningkatkan produksi dan menjaga kestabilan produksi. EM4 mengandung mikro organisme fermentasi yang terdiri dari bakteri asam laktat (Laktobacillus spp), bakteri Fotosintetik (Rhodopseudomonas spp), Actinomycetes, Streptomyces sp dan ragi.
a)      Manfaat Pupuk Organik Bokashi:
Ø  Menggemburkan tanah.
Ø  Menghasilkan unsur hara mikro dan makro yang cepat terserap oleh perakaran tanaman.
Ø  Mencegah timbulnya jamur pada pupuk kandang dan tanah lingkungan tanaman.
Ø  Merangsang pertumbuhan yang cepat dengan populasi maksimal.
Ø  Mengurangi penggunaan pupuk kimia 50% sampai 70%.
Ø  Menekan populasi perkembangan hama atau bakteri patogen sehingga mengurangi penggunaan insektisida, pestisida maupun fungisida.


b)      Jenis – jenis Bokashi.
Menurut bentuknya bokashi dibagi dalam 2 jenis yaitu Bokasih padat dan Bokashi cair, Bokashi padat terbuat dari limbah pertanian yang berbentuk padat, misalnya kotoran ternak, sampah organik, dll. Sedangkan pupuk bokashi cair terbuat dari kotoran ternak atau limbah pertanian lainnya yang diolah berbentuk cair dengan penambahan air sesuai anjuran.



C.  CARA MEMBUAT BOKASHI PADAT(untuk 1 ton)

1. Bokashi Padat
Bahan: - Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll) - Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Dedak/bekatul 50 kg - EM-4 1 liter - Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air - Air secukupnya
Tahapan Pembuatan: 1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam 2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata 3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air. 4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar. 5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari. 6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius. 7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan.

Aplikasi: Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam.

2. Bokashi Cair (untuk 200 liter)
Bahan: - Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Hijauan daun (secukupnya) - EM-4 1 liter - Gula pasir 1 kg - Terasi 1 kg - Air bersih 200 liter - Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
Tahapan Pembuatan: 1. Pupuk kandang dihaluskan 2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air 3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter. 4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit. 5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.

Aplikasi: 1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.


Sumber:

Semoga Bermanfaat...!!!
Salam Sukses Petani Mandiri...

Mas Asrory

Tulisan tentang perbedaan antara EM4MOL dan PGPR ini terinspirasi oleh salah seorang rekan {Gerbang Pertanian} yang menanyakannya beberapa waktu lalu. Kalau kita amati sekilas memang antara EM4, MOL dan PGPR memang nampak hampir sama baik cara pembuatannya dan bentukknya. Seperti yang telah kita bahas beberapa waktu yang lalu tentang cara pembuatan EM4, MOL maupun PGPR.

Sebenarnya ada beberapa perbedaan yang mendasar dari EM4, MOL dan PGPR:
VARIABEL
EM4
MOL
PGPR
Bahan dasar pembuatan
Buah-buahan
Buah-buahan, Kotoran Hewan yang masih segar, Sampah dapur, Bonggol pisang, Nasi, trasi dll
Akar bambu, ataupun akar tanaman yang lain yang tahan terhadap penyakit akar.
Manfaat
Mempercepat pembuatan kompos, menambah microorganisme tanah, menambah kesuburan tanah, bisa digunakan sebagai pupuk daun.
Mempercepat pembuatan kompos, menambah microorganisme tanah, menambah kesuburan tanah, bisa digunakan sebagai pupuk daun
Mencegah penyakit akar tanaman, menyuburkan akar  tanaman, menambah mikroorganisme yang membantu tanaman, memproduksi Hormon bagi tanaman
Kandungan dan Jenis Mikroorganisme
Bakteri fotosintetik, Actinomicetes, Bakteri asam laktat, Ragi dan jamur fermentasi.mengandung asam amino dan unsur mikro,
Tergantung bahan pembuatnya dan masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tetapi pada prinsipnya kandungannya hampir sama dengan EM 4
Pseudomonas putida, P. fluorescens, Serratia liquefaciens, P. putida biovar B, dan Arthrobacter citreus (bakteri bermanfaat yang tumbuh disekitar akar)
Arti
Effective Microorganisme (Microorganisme yang bermanfaat bagi tanaman)
Micro Organisme Lokal (mikroorganisme yang bersumber dari bahan tertentu yang bermanfaat bagi pertumbuahan tanaman. Sebagai contoh mikroorganisme dari rumen sapi, rumen kambing, bonggol pisang, nasi, buah-bahan dll)
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (Mikroorganisme yang berada disekitar perakaran tanaman)
Apliksi pada tanaman
Pada daun dan akar tanaman
Pada daun dan akar tanaman
Hanya pada akar tanaman


Perbedaan antara EM4MOL dan PGPR yang saya tulis diatas hanyalah analisa berdasarkan pemikiran saya saja yang informasinya saya peroleh dari berbagai sumber baik online maupun offline. Saya sangat mengharapkan adanya penambahan informasi tentang perbedaan diantara ketiga bahan tersebut dari para pakar ilmu mikrobiologi untuk menyempurnakan tulisan saya diatas.

Editing :
Mas Asrory

Sumbar :
http://bila-pertanian.blogspot.com/2011/04/perbedaan-em4-mol-dan-pgpr.html

Jumat, 09 Agustus 2013



    Dengan penggunaan pestisida kimia anorganik yang berlebih dapat berdampak berbahaya bagi lingkungan, kesehatan mausia dan hewan ternak, baik secara kontak (cepat) maupun Sistemik (lambat). Racun dari pestisida dapat masuk ketanamanm melalui tanah kemudian diserap oleh akar atau melalui batang, daun dan buah, sehingga jika dimakan oleh manusia dan hewan dapat mengganggu kesehatannya, dan dapat merusak lingkungan tanah, dan air.

    Untuk menghindari dampak negative dari penggunaan pestisida anorganik maka dikembangkan berbagai pestisida yang berbasis tumbuhan dan mikroorganisme yang lebih bersahabat dengan lingkungan dan manusia. Teknologi ini sering disebut Biopestisida.

   Biopestisida merupakan agen biologi yang bahan aktiftnya berasal dari mikroorganisme, seperti cendawan, bakteri, nematode, virus dan tumbuhan untuk  digunakan untuk mengontrol hama pada tanaman, yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan mausia dan hewan ternak. Berbeda dengan pestisida kimia anorganik yang mengandung zat racun sehingga berbahaya bagi kesehatan mausia dan hewan ternak. [Asrori, 2011]. Biopestisida diperkenalkan sebagai alternatif cara baru menangani hama yang lebih ekologis, murah, serta dapat diterima oleh para petani, yang tidak memiliki dampak negatif seperti pestisida kimia. Dalam pembuatan pestisida pengganti pestisida kimia, ilmu bioteknologi banyak berperan untuk membuat pestisida dari tanaman, pestisida dari mikroba, biokontrol, penggunaan feromon dan atraktan dalam pengontrolan hama, tanaman terproteksi/plant-incorporated protectants (PIPs)/GM crops. [Ari Raharja, dkk. 2010].


 Keuntungan dan kekurangan 

·     Keuntungan Penggunaan Biopestisida

Keuntungan menggunakan biopestisida diantaranya:

-         Mudah dibuat dengan relative murah

-         Aman terhadap lingkungan sekitar

-         Bahan zat kimianya tidak meninggalkan residu pada tanaman

-         Tidak mudah menimbulkan kekebalan terhadap hama

-         Menghasilkan produk pertanian atau tanaman yang sehat, bebas dari racun kimia.

·     Batasan (Kekurangan) Biopestisida

Biopestisida memiliki beberapa batasan diantaranya, dampak manfaatnya tidak terlihat langsung (lambat), tidak ada standar yang dianjurkan, daya simpan kurang tahan lama, distribusi yang lambat dari penelitian terbaru, masalah harga/ permintaan/ pasokan.




Ú Ramuan Mengendalikan Hama Thrips Pada Cabai *

Bahan
Ú Daun sirsak & daun mindi            1,5  kg
Ú Daun tembakau                            500 g
Ú Rimpang jeringau                         300 g
Ú Serai                                           100 g
Ú EM4                                           750 cc
Ú Molase (air gula)                         750 cc
Ú Deterjen                                       10 g
Ú Air                                               15 l

Cara Membuat
Ú Daun Sirsak, rimpang jeringau, serai, daun tembakau,  di tumbuk atau di haluskan.
Ú Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air dan tambahkan EM4 750 cc dan air gula 750 cc.
Ú Rendam/ fermentasi semua bahan selama 1-3 hari.
Ú Setelah itu, disaring rendam dengan menggunakan kain furing.
Ú Campurkan larutan dengan deterjen (sabun colet) 10 g dan aduk rata.
Ú Siap dia aplikasikan.

Cara Aplikasi
Ú Eacerkan 250 cc larutan dalam 14 liter air, lalu semprotkan pada tanaman yang akan dilindungi pada sore hari.

By :
Mas Asrory Chuan Lei

Selasa, 06 Agustus 2013


  Pupuk Organik Bokashi Padat (untuk 1 ton)
a.      Bahan dan alat
1.   Bahan
·   Kotoran ternak 700 kg (kotoran sapi, kambing, ayam, dll)
·   Sampah organik 300 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam dll).
·   Dedak padi/bekatul  50 kg
·   EM4   2  ltr
·   Gula merah/putih  1 kg
·   Air secukupnya
2. Alat
·   Cangkul
·   Ember
·   Gembor
·   Gayung
·   Terpal/goni untuk penutup
·   Gedek atau bahan lain untuk alas
b.      Pembuatan
·      Siapkan kotoran ternak ( Kotoran sapi, ayam, kambing dll) pada tempat yang terlindung dari sinar matahari dan hujan dengan menggunakan alas yang terbuat dari gedek atau sejenisnya.
·      Campurkan pula sampah organik yang sudah dicacah ukuran kecil (1-5 cm), setelah itu tabur dedak pada adonan secara merata dengan cara mengaduk sampai benar-benar rata.
·      Larutkan EM4 dan gula kedalam 200 liter air, kemudian siramkan secara merata pada campuran kotoran ternak, sampah organik, dedak. Lakukan hingga kandungan air mencapai 30 -40%, tandanya, bila dikepal dengan tangan air tidak keluar dan bila kepalandibuka, adonan tidak buyar.
·      Hamparkan adonan diatas lantai kering dengan ketebalan 15-20 cm, lalu ditutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari.
·      Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45-50oC.
·      Setelah 1 – 2 minggu, pupuk bokashi siap digunakan.
·      Jika bahan organik yang digunakan hanya kotoran ternak  tanpa sampah organik membutuhkan waktu fermentasi 1 minggu (7hari), namun jika menggunakan sampah organik membutuhkan waktu fermentasi selama 2 minggu (14 minggu).

By : Mas Asrory Chuan Lei

Niagahoster

Niagahoster
Unlimited Hosting Murah

About

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Followers

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Hosting murah dengan suport terbaik

Hosting Unlimited Indonesia

Popular Posts