Dengan penggunaan pestisida kimia
anorganik yang berlebih dapat berdampak berbahaya bagi lingkungan, kesehatan
mausia dan hewan ternak, baik secara kontak (cepat) maupun Sistemik (lambat).
Racun dari pestisida dapat masuk ketanamanm melalui tanah kemudian diserap oleh
akar atau melalui batang, daun dan buah, sehingga jika dimakan oleh manusia dan
hewan dapat mengganggu kesehatannya, dan dapat merusak lingkungan tanah, dan
air.
Untuk menghindari dampak negative dari
penggunaan pestisida anorganik maka dikembangkan berbagai pestisida yang
berbasis tumbuhan dan mikroorganisme yang lebih bersahabat dengan lingkungan
dan manusia. Teknologi ini sering disebut Biopestisida.
Biopestisida merupakan agen biologi
yang bahan aktiftnya berasal dari mikroorganisme, seperti cendawan, bakteri,
nematode, virus dan tumbuhan untuk digunakan untuk mengontrol hama pada tanaman, yang ramah lingkungan dan tidak
berbahaya bagi kesehatan mausia dan hewan ternak. Berbeda dengan pestisida
kimia anorganik yang mengandung zat racun sehingga berbahaya bagi kesehatan
mausia dan hewan ternak. [Asrori, 2011]. Biopestisida diperkenalkan sebagai
alternatif cara baru menangani hama yang lebih ekologis, murah, serta dapat
diterima oleh para petani, yang tidak memiliki dampak negatif seperti pestisida
kimia. Dalam pembuatan pestisida pengganti pestisida kimia, ilmu bioteknologi
banyak berperan untuk membuat pestisida dari tanaman, pestisida dari mikroba,
biokontrol, penggunaan feromon dan atraktan dalam pengontrolan hama, tanaman
terproteksi/plant-incorporated protectants (PIPs)/GM crops. [Ari Raharja, dkk. 2010].
Keuntungan dan kekurangan
·
Keuntungan Penggunaan Biopestisida
Keuntungan
menggunakan biopestisida diantaranya:
-
Mudah dibuat dengan relative
murah
-
Aman terhadap lingkungan sekitar
-
Bahan zat kimianya tidak
meninggalkan residu pada tanaman
-
Tidak mudah menimbulkan kekebalan
terhadap hama
-
Menghasilkan produk pertanian
atau tanaman yang sehat, bebas dari racun kimia.
·
Batasan (Kekurangan) Biopestisida
Biopestisida
memiliki beberapa batasan diantaranya, dampak manfaatnya tidak terlihat
langsung (lambat), tidak ada standar yang dianjurkan, daya simpan kurang tahan
lama, distribusi yang lambat dari penelitian terbaru, masalah harga/
permintaan/ pasokan.
Ú Ramuan Mengendalikan Hama Thrips Pada Cabai *
Bahan
Ú Daun sirsak & daun mindi 1,5 kg
Ú Daun tembakau 500 g
Ú Rimpang jeringau 300 g
Ú Serai 100 g
Ú EM4 750 cc
Ú Molase (air gula) 750
cc
Ú Deterjen 10 g
Ú Air 15 l
Cara Membuat
Ú Daun Sirsak, rimpang jeringau,
serai, daun tembakau, di tumbuk atau di
haluskan.
Ú Seluruh bahan diaduk merata
dalam 20 liter air dan tambahkan EM4 750 cc dan air gula 750 cc.
Ú Rendam/ fermentasi semua bahan selama 1-3 hari.
Ú Setelah itu, disaring rendam
dengan menggunakan kain furing.
Ú Campurkan larutan dengan
deterjen (sabun colet) 10 g dan aduk rata.
Ú Siap dia aplikasikan.
Cara Aplikasi
Ú Eacerkan 250 cc larutan dalam 14 liter air, lalu semprotkan pada
tanaman yang akan dilindungi pada sore hari.
By :
0 komentar:
Posting Komentar